CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tuesday, September 9, 2008

Teknologi, Maskuline Dan Feminine

Gender and sexuality have alikeness in biological basis to sex, and both of them are
social construction, yet they are different because of being established by different
social bases. Gender is also a cultural construction that is open in nature for all of
changes. Therefore, the two concepts are frequently misunderstood as if they were the
same. The misunderstanding is easily comprehendible, due to discoursing on the two
concepts that are really similar to each other have just reverberated in the decade of
90s. Moreover, in the beginning there have not been many social scientists yet that
specially examine themes related to gender and sex problems. Even though the
writing is very simple and strive to contribute to inceptive exploration on gender and
sex concepts in its relatedness to application of Web‐site, as a socialization medium.

Maskulin, Feminin, Androgin, dan Homoseksual
Maskulin dan feminine bersifat abstrak dan digambarkan dari segi kemampuan atau sifat manusia. Sehingga hal ini menyebabkan feminine digambarkan sebagai sifat ‐sifat perempuan, misalnya kepekaan perasaan, kesabaran, kelembutan, irrasional, kesetian, sifat mengalah, dan lemah. Sedangkan maskulin digambarkan dengan sifat keberanian, agresif, sifat dominan, rasionalisasi, ketidaksetiaan, dan kekuataan. Tetapi hal ini bergantung kepada budaya tempat itu berada. Dalam satu kebudayaan dapat saja dikatakan feminine tetapi dalam budaya yang lain dapat saja disebut maskulin.
Tetapi penggabungan antara dua sifat maskulin dan feminin inilah yang disebut sebagai androgin. Tidak menjadi masalah seorang perempuan memiliki sifat maskulin atau seorang lelaki bersifat feminis. Gambaran feminine dan maskuliniti ini menjadi tempat untuk menggambarkan lelaki dan wanita. Sehingga jika ada atau pola yang ada maka dianggap sebagai perilaku yang menyimpang oleh mastarakat. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa ramai orang yang berada pada garis androgini tidak menampakkan diri.

Perbezaan yang sangat jelas antara maskulin dan feminis dapat dilihat pada
kedua jadual berikut.

Dimensi antara masculinity dan feminity dalam societal culture:

Masculine pole Feminine pole
Earnings Managers
Recognition Cooperation
Advancement Living area
Challenge Employment security

(hofstede, 2005: 119)

Hal yang serupa juga telah didefinisikan oleh Archer dan Lloyrd:

Lelaki Wanita
Bertindak sebagai pemimpin Penuh kasih sayang
Agresif Emosional
Ambisius Feminine
Tegas Lembut
Kompetitif Menyukai anak- anak
Dominan Halus
Kuat Faham
Pandai berolahraga Hangat
Independent
Ramai
Mudah membuat keputusan
Maskulin
Tidak mudah tergugah
Percaya diri

(Synnott, 2003: 129)


Stereotaip lelaki dan wanita digambarkan mempunyai jurang yang jelas dan selalu dibandingkan dengan wanita lemah, perasaan emosi yang tidak kuat ketika membuat sesuatu keputusan, sedangkan lelaki digambarkan lebih kuat, dilarang untuk menangis, dan membuat keputusan dengan menggunakan logik dan akal. Pola ini masih dipegang kukuh oleh masyarakat untuk menggambarkan perbezaan gender.
Jelasnya maskulin dan feminis tidak mengalami perbezaan teknologi yang ketara kerana masih banyak lagi yang mengekalkan budaya yang sama walaupun zaman sudah sejajar dengan teknologi moden pada masa kini.

Teknologi. Gender and Website

Internet adalah salah satu new media yang sedang hangat mebangun setiap saat di dunia,
termasuk negara kita Malaysia. Jumlah pengguna internet di Malaysia tidak
dapat dikategorikan banyak, tetapi cukup untuk membuat komuniti- komuniti yang berbeza. Baik itu untuk kaum feminism, maskulin, atau bahkan androgin.
Saat ini Internet menjadi sarana menarik untuk setiap gender
memiliki komunitinya. Ini terbukti dari adanya website untuk segmentasi
setiap gender. Selain sifatnya yang anonim juga dapat diakses oleh banyak
orang. Ini membuat internet sebagai salah satu media pilihan yang paling
digemari. Cyber- cyber yang ada juga menggambarkan khas gender‐nya. Hal
ini dilakukan agar dapat menarik dan memenuhi keinginan para penggunanya. Walaupun kadang banyak hal yang dipaksakan ada dan tidak
diperlukan oleh gendernya. Bukan hanya itu, masalah gender di cyber yang
memiliki kategori tersebut, mencampur-adukkan antara gender dan
seksualisasi. Perbandingan wanita dan lelaki pengguna internet juga hampir
seimbang.

Misalnya untuk gender maskulin, cyberman. Dalam cyber ini
Membincangkan pilihan kaum lelaki akan berbagai hal, misalkan health, sex,
hobbies, style, gadget, racing world, automotive tips, drinks,
forum. Hal ini menggambarkan kemaskulinan maka warna dominan untuk home website ini adalah biru. Hal‐hal yang
menjadi gambar juga merupakan hal‐hal yang menggambarkan lelaki. Sesuai dengan stereotype seksualisasi lelaki yang dikatakan kuat dan gagah. Tetapi dalam cyber ini juga mengakomodasi
keperluan pria yang androgin bukan hanya maskulin. Hal ini terbukti dengan
adanya artikel‐artikel yang juga memuat fashion untuk para lelaki dan cara
diet yang benar.
Begitu juga dengan gender feminine, cyberwoman. Hal yang menjadi
topik pun merupakan hal yang mencerminkan sifat dan hal yang menjadi pilihan kaum feminine. Fashion, health, beauty, career, cooking, mother & baby, love, balita, celebs & kids, smart woman, your tips, forum. Dengan disain merah muda dan menarik dengan gambar‐gambar yang mengarah ke visual perempuan. Sesuai dengan stereotype seksualitas wanita. Tetapi ada beberapa artikel‐artikel yang mendukung bahwa bukan hanya penuh dengan feminitas saja, cara memotivasi orang dan keluarga, cara perempuan bekerja dan sebagai pengambilan keputusan dalam keluarga juga dibahas.

Dapat dilihat disini, walaupun cyber tersebut memiliki kategori yang jelas mana yang feminindan mana yang maskulin, tetap saja sisi androgin tetap muncul. Hal ini menunjukan bahawa sebenarnya tidak ada manusia yang benar‐benar feminin dan benar‐benar feminine.Content yang dimuat oleh website homoseksual lebih bervariasi, bahkan memuat beberapa sisi dari maskulin dan feminin. Ini membuktikan bawa pembuat web ini berusaha mengutamakan apa yang menjadi sifat dan
kepentingan dari kaum homoseksual ini. Adanya boyz album dapat menggambarkan bahwa androgin lebih terbuka dalam menjalin hubungan. Karena disini berisi identitas pribadi bahkan sampai foto dapat ditampilkan. Hal ini disebabkan komunitas kaum homoseksual sangat terbatas. Dan dengan melihat content yang ditawarkan dalam website boyzforum ini terkesan banyak konten yang mengarah ke seksualitas. Foto‐foto iklan yang dipasang juga tampak lebih vulgar dibandingkan dengan cyberman dan cyberwoman. Kata‐kata yang digunakan dalam forum juga terkesan lebih terbuka dan dibincangkan dibandingkan cyberwoman dan cyberman.
Bahkan untuk kaum gay dan lesbian mereka memiliki website khusus untuk
peristiwa yang mengatur tempat pertemuan‐pertemuan kaum homoseksual. Mereka menyiapkan hotel‐hotel khusus untuk tempat tinggal para gay dan lesbian. Hal ini jarang terjadi pada kaum feminine maupun maskulin.
Sifat keterbukaan mereka terhadap kalangan sendiri masih sangat rendah. Di dalam boyzforum dimulai dengan halaman warna dasar biru dan cream, dapat dilihat bahwa sifat maskulinitis tetap dipertahankan kerana mojoriti anggotanya adalah lelaki. Tetapi mereka tetap tidak mengabaikan faktor feminis didalamnya. Kerana disini juga mengakomodir sisi adrogin. Pasangan dalam dunia homoseksual ada yang memiliki sifat maskulin ada pula yang memiliki sifat feminine. Hal ini yang menyebabkan kedua pola gender ini juga dimuat dalam boyzforum. Misalkan boyz gathering dimana gathering dapat diertikan kumpul‐kumpul yang biasanya menjadi stereotype untuk wanita.
Boyzstyle yang lebih banyak menampilkan cara berpenampilan ala maskulin. Sebagai contoh di Indonesia lebih dominan untuk gay website yang muncul dibandingkan
lesbin. Sikap tertutup dari lesbian ini juga berdampak pada pembuatan website untuk komuniti homoseksual. Pembuatan web ini juga memiliki pengaruh terhadap orintasi seksual, identitas gender, perilaku seksual, dan identitas diri. Maka dari itu isi dari cyber untuk homoseksual lebih berbaur pada perilaku seks. Keterbatasan jumlah komunitas homoseksual membuat media ini menjadi wadah untuk berbagi dan mencari pasangan. Ini juga merupakan dampak dari kurang diterimanya kaum homoseksual di masyarakat.
Perbezaan halnya dengan website maskulin dan feminis. Mereka lebih berani menyampaikan dan menggambarkan ke maskulinan dan ke feminin dalam webnya. Itupun dengan pola yang sudah diterima oleh masyarakat. Misalnya lelaki lebih menyukai olah raga, maka di salah satu item cyberman ada racing world. Perempuan memiliki sifat suka anak‐anak, maka di cyberwoman dimuat di mother & baby, balita, celebs & kids. Homoseksual memuat antara feminitas dan maskulinitas. Tetapi didalam itu semua gender androgin nampak didalamnya sebagai tanda bahawa tidak ada manusia yang berada dalam satu blog gender dan tidak bercampur dengan blog gender
yang lain.

Monday, September 8, 2008

Pengenalan Gender dan Pembangunan Teknologi

Gender merupakan konsep yang sangat berbeda dengan sex (jenis kelamin). Pembedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan jenis kelamin hanya menunjuk pada perbedaan biologis semata. Perbedaan secara biologis ini tidak dapat memasukkan dinamika sosial budaya yang sangat bervariasi antar struktur sosial masyarakat. Konsep gender berusaha menjawab hal ini. Gender merupakan pembedaan laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial yang membentuk identitas laki-laki dan perempuan serta pola perilaku dan kegiatan yang menyertainya. Pengertian gender ini memberikan ruang yang sangat dominan terhadap dinamika sosial budaya masyarakat untuk turut mempengaruhi pembedaan peran laki-laki dan perempuan.

Sebagai hasil konstruksi sosial budaya, gender menjadi konsep yang dinamis antara ruang dan waktu. Penelitian sejarah telah membuktikan bahwa konstruksi sosial gender sepanjang waktu berubah-ubah. Terkadang hampir tanpa terasa dinamikanya, namun di lain waktu menjadi isu yang sangat menarik untuk diperdebatkan. Gender juga dapat menjadi komoditas politik, pengalaman sejarah menunjukkan pemerintah kolonial, pengabar Injil berkulit putih serta pengusaha telah membawa konsep gender dari struktur sosial mereka dan mencoba mengintroduksikannya pada masyarakat pribumi. Kegiatan ini menyebabkan dampak yang merusak bagi posisi dan kedudukan kaum perempuan pribumi yang berujung pada hilangnya hak, akses terhadap pekerjaan, kedudukan dan pengambilan keputusan di lingkungan negara maupun keluarga. Terkadang, penguasa kolonial juga menggunakan konsep gender untuk kepentingan ekonomi mereka, semisal untuk mempertahankan akses mereka terhadap tenaga kerja perempuan.

Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dianggap sebagai konsekuensi wajar dari perbedaan biologis. Secara biologis, laki-laki dan perempuan memang berbeda. Untuk merubah perilaku sebagai akibat perbedaan biologis ini merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Perkembangan hasil-hasil penelitian ilmu sosial menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan berbeda tidak hanya sekedar akibat dari perbedaan biologis antara keduanya. Namun lebih dari itu, proses sosial dan budaya telah turut mempertajam perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

Pembahasan mengenai gender, melahirkan tiga teori yaitu :

1. Teori Nurture

Menurut teori ini perbedaan laki-laki dan perempuan pada hakekatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Konstruksi sosial budaya selama ini menempatkan perempuan dan laki-laki dalam kelas yang berbeda. Laki-laki selalu lebih superior dibandingkan perempuan. Perjuangan untuk persamaan dipelopori oleh kaum feminis internasional yang cenderung mengejar persamaan dengan konsep sama rata, konsep ini kemudian dikenal dengan istilah perfect equality. Perjuangan tersebut sulit tercapai karena berbagai hambatan dari nilai agama dan budaya.

2. Teori Nature

Menurut teori nature, perbedaan laki-laki dan perempuan adalah kodrat yang harus diterima. Perbedaan biologis memberikan dampak berupa perbedaan peran dan tugas diantara keduanya. tedapat peran dan tugas yang dapat dipertukarkan, tetapi ada pula yang tidak dapat dipertukarkan karena memang berbeda secara kodrat alamiah. Perjuangan kelas tidak akan pernah mencapai hasil yang memuaskan, karena manusia memerlukan kerjasama dan kemitraan secara struktural dan fungsional. Dalam kehidupan sosial terdapat pembagian tugas sehingga teori ini melahirkan pemikiran struktural fungsional yang menerima perbedaan peran asal dilakukan secara demokratis dan dilandasi oleh kesepakatan bersama.

3. Teori Keseimbangan

Selain dua teori yang bertolak belakang tersebut, terdapat teori yang berusaha memberikan kompromi yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Pandangan ini tidak mempertentangkan antara laki-laki dan perempuan namun menuntut perlunya kerjasama yang harmonis antara keduanya